Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Ecoenzym
Membahas tentang sampah, hal pertama yang harus disadari adalah setiap individu pasti menghasilkan sampah, baik itu sampah organik maupun sampah an-organik. Sampah organik seperti daun, kertas, sisa makanan, sisa potongan sayur, dan buah dapat diurai oleh alam, sedangkan sampah an-organik dapat dikelola kembali dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R). Oleh karena itu, setiap sampah yang dihasilkan wajib diolah dan dikelola sendiri, sehingga menambah nilai guna dan maafaat dari sampah yang dihasilkan.
Eco Enzyme sebagai enzim berbahan organik yang ramah lingkungan ini sangat berguna bagi tidah hanya pada kehidupan sehari-hari seperti sebagai cairan pembersih lantai, pembersih pakaian, pembersih piring, pembersih kloset, pemurni udara di rumah (humidifier), pupuk organik alami, pengusir tikus, lalat dan kecoa serta hand sanitizer dan desinfektan alami yang sangat berguna pada masa pandemi covid 19 ini.
Eko-enzim yang merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Pada dasarnya, eko-enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan. Eko-enzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah.