Pelatihan Pranatacara Hari Kedua

Dalam adat Jawa, seorang Pranatacara biasa juga disebut pambywara, pranata adicara, pranata titilaksana, pranata laksitaning adicara atau Master of Ceremony (MC). Beberapa kegiatan yang membutuhkan Pranatacara misalnya acara adat Pernikahan, upacara pemberangkatan jenazah (kematian), pertemuan seperti rapat, acara pesta atau pengajian di kampung-kampung.
Untuk menjadi seorang Pranatacara, Tri Handoko dan Faizal Noor Singgih menyampaikan pentingnya seseorang menguasai Saptama Pangolahing Raga. Saptama Pangolahing Raga merupakan uraian tujuh sikap pengendalian diri yang harus dikuasai.
Meliputi Magatra (memakai pakaian yang sopan, pantas dan berperilaku wajar tidak dibuat-buat), Malaksana (mempunyai langkah yang tegap, luwes, tidak ragu-ragu dan memalukan), Mawastha (berdiri tegak, tidak miring), Maraga (tenang, tidak grogi, pergerakan tangan, kaki atau badan wajar), Malaghawa (terampil, cekatan, tidak tergesa-gesa), Matanggap (tanggap terhadap situasi dan kondisi), dan Mawwa (menguasai jalannya acara sejak pembukaan, pertengahan acara sampai akhir acara).
Selanjutnya Ketua RT mempraktikkan Pranatacara dalam Pelatihan Pranatacara Bahasa Jawa meliputi Salam Pambuka, Atur Pambuka, Atur Pakurmatan, Atur puji syukur, Ancasing Gati, dan Panutup.